Maha Patih Gajah Mada dan Kerajaan Buton
Majapahit pada jaman dahulu sempat berjaya di nusantara. kejayaannya tersebut tidak lepas dari sepak terjang panglima perangnya yaitu Maha Patih Gajah Mada. berkat beliau kerajaan Majapahit bisa mencapai masa kejayaanya. Namun perjalanan hidupnya tidak terlalu di expos di Sejarah sejarah nusantara. Begitupun hubungan dengan pelariannya di pulau Buton.
Di kisakan bawah pada saat pemerintahan Bulawambona tibalah suatu rombongan yang berjumlah 40 orang dan terdiri dari prajurit dan punggawa
dari kerajaan majapahit yang di pimpin oleh seorang panglima yang sudah berumur
lanjut dan mendarat pada pesisir pantai bola yang disebut “Dola-a” artinya
“tempat mendarat”. Para pendatang ini kemudian tinggal pada kawasan yang
disebut “ombo”. Pada awal kedatangan mereka
di tempat itu yang pertama mereka lakukan adalah menanam pohon yang
disebut oleh masyarakat sesuai dialek bahasa mereka pohon “majaphi”
Pohon majapahi yang dimaksud mereka dalam bahasa melayu
adalah pohon “Majapahit”. Bahasa yang mereka pakai adalah bahasa Jawa kuno
sebagaimana pada tampak kalimat kalimat syair yang dilagukan pada saat saat
pelaksanaan acara ritual yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai peringatan
kepada para pendatang yang dikubur di tempat itu (ombo).
Lagu yang mereka nyanyikan menunjukan nada nada lagu Jawa
sehingga ketika mereka menyanyi kita seakan seakan berada di Jawa. Fakta inilah
yang memperkuat asumsi bahwa para pendatangyang amat di hormati oleh masyarakat
di tempat itu tidak lain adalah rombongan Maha Patih Gajah Mada dari Kerajaan
Majapahit. Beberapa hal yang menguatkan
asumsi itu adalah:
- · Rombongan dari Jawa itu menurut sumber sejarah Buton terjadi pada tahun 1366 yaitu 2 tahun setelah menghilangnya Maha Patih Gajah Mada dari kerajaan Majapahit pada tahun 1364.
- · Ketua rombongan itu selalu mengunjungi Bulawambona dan Sri Batara yang tampak amat di hormati oleh Sri Batara yangjuga berasal dari kerajaan Majapahit. Sedangkan Sri Batara tiba di Buton di berangkatakan oleh Maha Patih Gajah Mada dari Majapahit tahun 1328 beberapa bulan setelah meninggalnya Raja Majapahit Kedua Jayanegara.
- · Wa Kaa Kaa ketika berada di kerajaan Mjapahit tahun 1350 dalam perkunjungannya menemui Maha Patih Gajah Mada dan sudah tentu melaporkan juga keadaan kerajaan Buton yang untuk sementara waktu Pemerintahan Kerajaan Buton di jalankan oleh Sri Batara suami Wa Kaa Kaa Ratu Kerajaan Buto pertama.
- · Adalah tidak mustahil pada ketika kerajaan Majapahit mulai Menghadapi Kemunduran, Maka Maha Patih Gajah Mada yang sudah uzur meninggalkan kerajaan Majapahit dan memilih menuju ke wilayah Timur yang lebih aman untuk tinggal menetap dengan tenang mengahdapi masa tuanya, sebab wilayah timur Nusantara adalah daerah yang tidak mendapat perhatian dari kerajaan Majapahit
- · Maha Patih Gajah Mada di asumsikan tidak akan memilih tempat pada kerajaan kerajaan yang telah melepasan diri dari kekuasaan Majapahit, sebab antara Raja Raja kerajaan yang pernah takluk pada kerajaan Mjapahit mempunyai dendam dengan Gajah Mada sebagai Panglima dan pengambil Kebijakan di Kerajaan Mjapahit yang ekspansif dan menggunakan Tangan Besi menundukan kerajaan taklukan Majapahit.
- · Sri Batara adalah anak didik Maha Patih Gajah Mada pada masa remajanya, dan pejabat tinggi kerajaan Majapahit kepercayaan ayahnya yang menjadi pelindungnya, sungguh cukup rasional kalau Gajah Mada datang berlindung di pulau Buton saat menghadapi hari tuanya, mengingat pula Gajah Mada mempunyai musuh yang banyak dari Kerajaan kerajaan yang di takluknya pada masa kejayaan Kerajaan Majapahit
- · Maha Patih Gajah Mada tidak di beritakan dalam sejarah Kerajaan Kerajaan Nusantara di mana tempat tinggalnya terakhir maupun kuburannya
Bahwa hingga sekarang peninggalan Budaya yang diwariskan oleh para pendatang dari Jawa itu masih ada tersisa pada masyarakat pemujanya di Bola Desa Majapahit Kecamatan Batauga Buton, situs ini perlu mendapat perhatian dan penelitian yang lebih saksama.